Gardu Induk : Pengertian, Fungsi, Jenis-jenis dan Alat-alat
Pada tulisan ini, penulis akan membahas mengenai apa itu Gardu Induk. Pembahasan kali ini akan meliputi 3 hal penting yang perlu diketahui mengenai Gardu Induk atau biasa disebut GI ini. Mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis hingga pada alat-alat yang membangun Gardu Induk sendiri.
1.
PENGERTIAN
Mulai
dari pengertian, secara sederhana pengertian dari Gardu induk sendiri merupakan
salah satu instalasi yang terdiri dari berbagai peralatan listrik yang
dirancang untuk secara sederhana menjadi bagian dari sistem pembangkitan,
transmisi dan distribusi energi listrik.
2.
Fungsi Gardu Induk
Gardu induk memiliki banyak
fungsi, diantara fungsi-fungsinya yaitu sebagai berikut.
1. Mentransformasikan atau mengirimkan
daya listrik dengan variasi sebagai berikut.
- Dari tegangan ekstra tinggi(TET) ke tegangan tinggi(TT)
(500 KV/150 KV).
- Dari tegangan tinggi(TT) ke tegangan yang lebih rendah(TR)
(150 KV/ 70 KV).
- Dari tegangan tinggi(TT) ke tegangan menengah(TM) (150
KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
- Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
2. Sebagai tempat untuk melakukan controlling
dan monitoring seperti pengukuran, pengawasan hingga pengamanan ketika
terjadi sesuatu atau masalah pada aliran listrik yang menyuplai beban di lingkungan
masyarakat.
3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu
induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi,
setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-
feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.
4. Untuk sarana telekomunikasi (pada
umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.
5. Fungsi
utama dari gardu induk :
Ø Untuk
mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi
lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen
Ø Sebagai
tempat control
Ø Sebagai
pengaman operasi system
Ø Sebagai
tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi
3.
Jenis Gardu Induk
Jenis Gardu Induk bisa dibedakan
menjadi beberapa bagian yaitu :
- Berdasarkan besaran tegangannya.
- Berdasarkan pemasangan peralatan
- Berdasarkan fungsinya.
- Berdasarkan isolasi yang digunakan.
- Bedasarkan sistem (busbar).
3.1 Berdasarkan besaran tegangannya
terdiri dari :
- Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500
KV.
- Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.
3.2
Berdasarkan Pemasangan Peralatan
·
Gardu Induk Pasangan Luar :
Sebagian besar
komponen adalah gardu induk yang terletak di luar gedung, kecuali komponen
kontrol, sistem proteksi, sistem kontrol, dan komponen bantu lainnya yang
terletak di dalam gedung. Gardu induk jenis ini biasa disebut gardu induk
konvensional.
Sebagian
besar gardu induk di Indonesia adalah gardu konvensional. Beberapa daerah padat
penduduk dan kota-kota besar di Jawa menggunakan gardu induk berisolasi gas
atau gardu induk dengan pasangan internal yang disebut gas-insulated switchgear
(GIS).
·
Gardu Induk Pasangan Dalam :
Gardu induk yang
tempat hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen
kontrol, komponen kontrol, kabinet kontrol, dll.) dipasang di dalam gedung.
Kecuali trafo daya, biasanya dipasang di luar gedung. Jenis gardu ini biasa
disebut Gas Insulated Substation (GIS). GIS adalah jenis pengembangan gardu
induk yang biasa dibangun di perkotaan dan daerah padat penduduk di mana pembebasan
lahan sulit dilakukan.
·
Gardu Induk Kombinasi Pasangan Luar dan Pasangan Dalam
Gabungan
pasangan eksternal dan pasangan internal gardu induk Sebuah gardu di mana
komponen switchgear terletak di dalam gedung dan beberapa komponen
switchgear terletak di luar gedung, misalnya yaitu gantry (tie line) dan kabel
tegangan tinggi (SUTT) sebelum memasuki switchgear. Trafo daya juga
berada di luar Gedung.
3.3
Berdasarkan Fungsinya
·
Gardu Induk Penaik Tegangan
Gardu induk
penaik tegangan merupakan gardu induk dengan fungsi utamanya yaitu menaikkan
tegangan pembangkit (dari generator) menjadi tegangan sistem yang akan
digunakan untuk beban. Gardu induk ini biasanya akan berada di lokasi dekat
dengan pembangkit langsung, karena output voltage yang dihasilkan pada
pembangkit terbatas dan akan mengalami rugi-rugi Ketika ditransmisikan pada
jarak yang jauh, maka dibutuhkanlah gardu induk ini sebagai penaik tegangan
agar efisiensi transmisi atau penyaluran ke masyarakat lebih tinggi.
·
Gardu Induk Penurun Tegangan
Gardu induk
penurun tegangan merupakan gardu induk dengan fungsi utamanya yaitu menurunkan
tegangan dari saluran transmisi yang merupaka tegangan ektra tinggi atau tegangan
tinggi, menjadi tegangan menengah atau tegangan rendah. Hal ini dilakukan agar
tegangan listrik dapat didistribusikan kepada masyarakat. Gardu induk ini
biasanya akan terletak di daerah dekat pemukiman masyarakat atau dekat dengan
pusat-pusat beban.
·
Gardu Induk Pengatur Tegangan
Gardu induk
jenis ini biasanya terletak cukup jauh dari tempat pembangkit, hal ini
ditujukan untuk megatur tegangan listrik yang jatuh (voltage drop)
karena proses penyaluran atau transmisi yang menyebabkan rugi-rugi. Oleh karena
itu, pada gardu induk ini biasanya diperlukan alat untuk menaikkan tegangan
seperti capacitor bank, sehingga tegangan akan tetap dalam keadaan normal.
·
Gardu Induk Pengatur Beban
Gardu induk
jenis ini biasanya memiliki beban motor yang terpasang untuk keadaan tertentu
sebagai pembangkit tenaga listrk, motor yang akan berubah fungsi menjadi
generator dan akan menjadi sebaliknya ketika pada keadaan tertentu.
·
Gardu Induk Distribusi
Gardu induk jenis
ini merupakan gardu induk yang akan menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem
atau tegangan transmisi ke tegangan distribusi (untuk ke beban).
3.4
Berdasarkan Isolasi Yang digunakan
·
Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara
Gambar 1 : Gardu induk konvensional
·
Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :
Gardu induk
ini merupakan gardu induk yang memanfaatkan gas SF 6 sebagai isolanya, jadi
udara akan menjadi isolasi pada bagian yang bertegangan satu dengan bagian yang
bertegangan lainnya. Gardu induk ini biasanya disebut dengan GIS atau Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear yang hanya butuh tempat kecil atau
tidak seluas gardu konvensional.
3.5
Berdasarkan Sistem Rel Busbar
Rel (busbar)
adalah titik pertemuan antara trafo daya dengan komponen listrik lainnya,
biasanya digunakan untuk menerima dan menyalurkan listrik. Gardu induk yang
dibagi berdasarkan system ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut.
·
Gardu Induk sistem ring busbar
Gardu Induk sistem ring busbar Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).
Gambar 2: Sistem Cincin atau ring
·
Gardu Induk sistem single busbar
Gardu induk sistem single busbar
adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu
dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu
sistem transmisi. Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar
2.
Gambar 3 : Single line diagram gardu induk single busbar .
·
Gardu Induk sistem double busbar
Gardu induk sistem double busbar
adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem double
busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban,
khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu
induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.Single line diagram gardu induk
sistem double busbar, lihat gambar 3.
Gambar 4 : Single line diagram gardu induk sistem double busbar.
·
Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar
Adalah gardu
induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini
dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang
berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif,
karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem
(manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang
terpasang secara deret (seri). Single line diagram, lihat gambar 4.
Gambar 5 : Single line diagram gardu induk satu setengah busbar
4.
Peralatan Pada Gardu Induk
·
Ligthning
Arrester
Ligthning arrester biasa disebut dengan
Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada
instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning
Surge) maupun oleh surja hubung (Switching Surge).
·
Rail (busbar)
Berfungsi
sebagai titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT-SUTT dan peraltan
listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga/daya listrik. Bahan dari
rail umumnya terbuat dari bahan tembaga (bar copper, atau hollow konduktor),
ACSR : almalec atau alumunim (busbar alumunium atau hollw conductor).
·
Trafo tenaga
Trafo
tenaga berfungsi menyalurkan tenaga/daya dari tegangan tinggi atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan).
·
Transformator instrument atau Transformator ukur
Untuk proses pengukuran digardu induk
diperlukan tranformator instrumen. Tranformator instrument ini dibagi atas dua
kelompok yaitu:
·
Tansformator Tegangan
Transformator Tegangan adalah trafo satu
fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur
dengan Voltmeter yang berguna untuk indikator, relai dan alat sinkronisasi.
Gambar 6 : TransformatorTegangan
·
Transformator
arus
Transformator Arus digunakan untuk
pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan
tegangan tinggi. Jika arus yang mengalir pada tegangan rendah dan besarnya
dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan
untuk arus yang mengalir besar, maka harus dilakukan pengukuran secara tidak
langsung dengan menggunakan trafo arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus
yang besar). Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan
energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi.
Gambar 7 : Transformator Arus
·
Transformator Bantu
(Auxilliary Transformator)
Trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara
keseluruhan gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat
bantu seperti motor-motor listrik 3 fasa yang digunakan pada motor pompa
sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting
adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana
sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan
tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada
pasokan arus AC.
Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri
sebab selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk
sistim sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air
Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital
diperlukan temperatur ruangan dengan temperatur antara 20ºC -28ºC.
Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator
bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk
kesetiap fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya.
Untuk itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC.
·
Sakelar Pemisah
(PMS) atau Disconnecting Switch (DS)
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan
lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup
hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.
·
Sakelar Pemutus
Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat
berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan).
Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery
yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar
pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara
dan gas SF6.
·
Sakelar Pentanahan
Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi
yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor
pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar
Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak
bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).
·
Kompensator
Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula
alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran
transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula
dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat
tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah
kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah
kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.
·
Peralatan SCADA dan
Telekomunikasi
Data yang diterima SCADA (Supervisory Control And Data
Acquisition) interface dari berbagai masukan (sensor, alat ukur, relay, dan
lain lain) baik berupa data digital dan data analog dan dirubah dalam bentuk
data frekwensi tinggi (50 kHz sampai dengan 500 kHz) yang kemudian
ditransmisikan bersama tenaga listrik tegangan tinggi. Data frekwensi tinggi
yang dikirimkan tidak bersifat kontinyu tetapi secara paket per satuan waktu.
Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data
serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya dan bukan tegangan yang
terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar tak
bertegangan maka Power Line Carrier (PLC) akan tetap berfungsi asalkan
penghantar tersebut tidak terputus. Dengan demikian diperlukan peralatan yang
berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi dari energi listrik di
ujung-ujung penghantar.
·
Rele Proteksi dan
Papan Alarm (Announciator)
Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk
mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau
mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah
yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan
pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi.
Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis
gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi
gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang
bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.
Sumber:
Ir Sulasno. 1990. Pusat
Pembangkit Tenaga Listrik.Sw April. Semarang
http://dunialistrik.blogspot.com
http://switchyard-electric.blogspot.co.id/2011/04/konsep-dasar-gardu-induk.html
Comments
Post a Comment